\ WISATA GHAIB KE LOKASI KERAMAT DI KOTA BEKASI | SUPRANATURAL INDONESIA
Latest News

KILESMONO

WISATA GHAIB KE LOKASI KERAMAT DI KOTA BEKASI

Bulan Mulud atau Rabi’ul Awwal adalah bulan dimana banyak orang melakukan tradisi berziarah ke makam-makam keramat dan makam para waliyullah guna meningkatkan level spiritual dan memanjatkan do’a-do’a khusus dengan harapan agar semua hajat dan keinginannya dikabulkan oleh Allah SWT melalui wasilah dan karomah dari para alhul maqom tersebut. Tradisi dan kebiasaan turun menurun ini sangatlah baik dan memiliki nilai manfaat yang tinggi, disamping agar terkabulnya semua hajat yang dimaksud namun ada banyak hal yang dapat dipetik dari kegiatan berziarah ke makam-makam keramat dan waliyullah ini seperti semakin mengingatkan diri masing-masing terhadap kematian dan kehidupan di masa mendatang. Satu hikmah yang saya dapat dan rasakan adalah disaat kita menziarahi makam keramat tersebut dan tentunya banyak jamaah lainnya yang juga datang dan mendoakan, apakah pada suatu saat nanti saat kita pun akan mati dan dimakamkan apakah kita juga akan diziarahi dan didoakan oleh banyak orang ? jawabannya kembali kepada diri kita masing-masing.
 
Bulan mulud kali ini yang jatuh pada tahun 1436 Hiriyah, saya pun tidak ketinggalan untuk berkunjung ke beberapa tempat atau lokasi wingit dan keramat yang ada di Kota Bekasi. Perjalanan kali ini saya lakukan sendirian tanpa ada yang menemani, alasan pertama karena perjalanan saya lakukan di siang hari dan di hari kerja dan alasan kedua adalah karena memang sengaja tidak mengajak teman supaya perjalanan ziarah kali ini terasa lebih hikmat dan khusyu’. Berikut adalah ulasan perjalanan spiritual tersebut :
 
1. Makam Nyi Ratu Mayang Sari
 
Makam Nyi Ratu Mayang Sari
Letak makam keramat Nyi Ratu Mayang Sari tepatnya berada di lingkungan Taman Pemakaman Umum (TPU) Desa Bojong Sari, Kelurahan Jatisari – Jati Asih. Letak makamnya berada di depan masjid di area pemakaman tersebut dan menempel langsung dengan dinding masjid. Saat baru memasuki area pemakaman umum tersebut langsung tercium aroma wewangian yang sangat menyengat maklum karena berada di area pemakaman umum namun yang menjadi ciri khas adalah wangi bunga kenanga yang tercium sangat kuat. Bau wangi ini berasal dari dalam makam Nyi Ratu Mayang Sari yang konon katanya Nyi Ratu sangat menyukai bunga kenanga.
 
Dahulu di samping makam Nyi Ratu terdapat pohon benda yang sangat besar yang diameter batang pohonnya tidak dapat dipeluk oleh tangan orang dewasa, namun saat ini pohon benda itu sudah ditebang oleh pengurus makam. Menurut juru kunci pemakaman alasan penebangan pohon benda itu karena banyak orang datang untuk duduk dan bertirakat di bawah pohon sampai berhari-hari tidak bangun dari duduknya. Dan banyak yang memberikan sesembahan berupa ancak dan sesajen dengan tujuan tertentu. Jadi penebangan pohon benda itu dilakukan karena ditakutkan terjadi prilaku yang menyimpang dan mengarah ke hal-hal kemusyrikan. Bekas tebangan pohon benda yang sangat besar itu pun sekarang sudah tidak terlihat lagi dan sudah diganti dengan pohon beringin yang ditanam hasil dari sumbangan warga.
 
Menyesal dan kecewa sekali saya mendengar cerita bahwa dulu ada pohon benda yang sangat besar dan tentunya sangat wingit dan angker namun sekarang sudah ditebang, karena pasti akan banyak energi ghoib yang bertebaran di sekitar area pohon itu yang terpancar dari energi milik orang-orang yang bertirakat. Dan pasti banyak benda-benda pusaka yang munggah atau datang ke pohon itu di waktu-waktu tertentu karena tersedot oleh kuatnya yoni di pohon. Mengenai kenapa ada dan ditemukan makam Nyi Ratu Mayang Sari di daerah ini, juru kunci pemakaman hanya bercerita bahwa di daerah Jati Asih ini dulu adalah masuk wilayah kekuasaan kerajaan banten, karena dulu pernah dimasuki oleh gerombolan pasukan kerjaan banten yang dipimpin oleh Syech Syarifudin atau Mbah Kadong. Dan menurutnya Nyi Ratu Mayang Sari adalah salah satu permaisurinya yang menetap dan meninggal di daerah Jati Asih dan pada akhirnya dimakamkan di Desa Bojong Sari. Waallahu a’lam
 
2. Makam Keramat Mbah Raden
 

pohon beringin di samping makam Mbah Raden

Batu Akik Kuning
 Lokasi makam keramat Mbah Raden ini berada di Kampung Raden Kelurahan Jati Raden Kecamatan Jati Sampurna. Lokasi makam juga terdapat di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kampung Raden, bedanya di area pemakaman ini tidak terdapat gerbang pemakaman jadi menyatu dengan lingkungan warga sekitar dan dibelah oleh jalan beraspal. Tidak ada tulisan atau plang petunjuk mengenai makam Mbah Raden, jadi jika berkeinginan utuk mengunjungi dan berziarah harus bertanya-tanya ke penduduk setempat dimana lokasinya.
 
Terdapat dua pohon beringin besar yang sudah berusia ratusan tahun yang menurut juru kunci bahwa dulunya adalah makam Mbah Raden tersebut namun berjalannya waktu tumbuh dengan sendirinya dua pohon beringin tepat diatas makam. Saat ini sudah tidak terlihat bentuk makam Mbah Raden tersebut karena hanya terlihat dua batang pohon beringin tua yang diperkirakan sudah mencapai usia 500 tahun.
 
Sesampainya di makam keramat Mbah Raden saya coba bermeditasi degan melakukan tapa diam untuk merasakan energi ghaib disana. Terdengar suara-suara tidak ladzim dari dalam batang pohon beringin seolah-olah memanggil saya untuk berkomunikasi. Saya coba tanyakan siapa namanya dan berasal dari mana, namun dia hanya diam saja dan terkadang hanya tertawa saja. Dan tiba-tiba terdengar seperti ada benda dan mencelat dan lompat dari dalam pohon beringin dan menggelinding, saya coba cari ternyata batu akik kecil berwarna kuning, bentuknya tidak beraturan antara lonjong atau kotak. Sepertinya harus membawa umba rampe lengkap untuk diberikan kepada ghaib disana sebagai tanda perkenalan, nanti di lain waktu akan saya lanjutkan mencari tahu siapa makhluk ghaib itu.
 
3. Sumur Binong

Sumur Binong

Koin Kepeng

Sumur tua yang terletak di Kampung Kranggan Kecamatan Jati Sampurna ini sangatlah dikeramatkan oleh penduduk setempat, bahkan dihari-hari tertentu seperti bulan Mulud ini banyak para pecinta ziarah dan spiritual datang ke sumur ini. Konon jika seseorang mandi atau membasuh muka menggunakan air dari sumur Binong itu dipercaya akan membuat awet muda dan mempesona. Bahkan ada yang sengaja mengambil air sumur untuk keperluan hajat tertentu seperti media pengobatan, dan lain sebagainya.
 
Kondisi sumur Binong saat ini sudah sangat baik dan nyaman dijadikan tempat untuk bertafakur dan bermeditasi, sudah ada jalan setapak yang dibuatkan tangga beton dari atas pemukiman warga sampai ke lokasi sumur jadi tidak lagi khawatir jatuh atau terpeleset karena medannya yang sangat curam. Di samping sumur terdapat dua pohon beringin sangat besar seolah bagaikan pintu gerbang menuju mata air yang konon airnya tidak pernah kering walaupun dalam kondisi cuaca kemarau panjang.
 
Sesampainya di sumur saya langsung terdiam dan tercengan bertanya-tanya kenapa sumur ini sangat dikeramatkan oleh orang banyak, ada sejarah apa yang pernah terjadi di sumur Binong ini sehingga banyak orang berdatangan untuk melakukan tirakat dan mengambil airnya. Sayangnya saya tidak menjumpai juru kunci Sumur Binong ini untuk bertanya-tanya sehingga masih tanda tanya besar mengenai kekeramatannya. Saya coba berjalan berkeliling mengamati sekitar sumur, dan memang terasa sekali aroma wingit yang sangat besar. Dan “terlihat” ada banyak bekas benda pusaka yang pernah datang dari tempat lain kesini. Sepertinya banyak juga para pecinta benda pusaka yang melakukan proses tarik pusaka di area ini, ada energi benda pusaka yang tertinggal di beberapa titik seperti di pohon beringin dan di dalam dinding sumur namun benda pusakanya sudah diambil oleh orang. Penasaran saya coba lakukan penarikan semoga saja masih ada benda pusaka yang tersisa atau belum sempat terambil, ternyata benar keluar sebuah logam berbentuk koin mencelat dari dinding sumur dan tercebur kedalam air sumur. Bentuknya seperti koin kepeng atau uang kepeng, entah ini adalah benda pusaka munggahan dari tempat lain atau ada orang sengaja membuang disini. Sepertinya hanya koin kepeng ini saja benda pusaka yang tersisa, langsung saya ambil sedikit air sumurnya menggunakan botol air kemasan untuk saya bawa pulang, semoga saja ada petunjuk selanjutnya mengenai benda pusaka yang akan datang lagi di lain waktu.

Sekian.