SULITNYA LEPAS DARI JERATAN RIBA
Sahabat sekalian yang semoga masih diberi banyak nikmat oleh Allah SWT, tak akan usai pemberian rezeki dan nikmat oleh Allah kepada kita, tinggal syukur nya aja yang sudah sampai level mana ?
Riba,, iya riba,,
Seakan tak ada jalan keluar untuk terlepas dari lingkaran riba. Apalagi hidup di jaman now seperti saat ini, istilahnya "klo gak riba, gak kaya". Bagaimana mau keluar dari jebakan riba, hampir semua jenis transaksi di Indonesia dapat dipastikan mengandung riba. Sistem transaksi yang sebegitu canggih dan modern nya seolah menutup mata kita dari ancaman bahaya riba. Saya gak akan jelaskan seperti apa dosa riba, googling aja pasti banyak artikel yang menjelaskan secara gamblang. Tapi cobalah untuk sedikit kritis terhadap kemajuan teknologi transaksi saat ini, makin maraknya online shop berbasis marketplace di Indonesia memang di satu sisi menjadi kebanggaan buat kita, tapi coba perhatikan disana pun terdapat transaksi riba yang tersembunyi dan dikemas rapih sehingga tak banyak yang tahu. Nanti kita bahas satu persatu.
Kembali ke judul diatas, sebenarnya gak sulit2 amat sih untuk keluar dari lingkaran jebakan riba. Karena kita sendiri lah pelakunya dan tak ada siapapun yang memaksa kita untuk masuk perangkap riba tersebut. Hanya ada satu faktor yaitu "gaya hidup" ya,, gaya hidup, gaya-gaya aja. Kita dihipnotis seolah-olah menjadi paling keren, padalah itulah cara kerja syaitan, kita melihat diri kita lah yang paling keren, paling gagah, paling mentereng. Padalah orang lain yang melihat belum tentu, justru yang ada mereka malah jijik melihat kita. Naudzubillah. Pake mobil, keren padalah mobil kredit riba, pake motor, keren padalah kredit riba, punya rumah, keren padalah KPR riba, punya duit banyak traktir sana sini, keren padalah hasil KTA bank riba, belanja mewah borong produk mahal, keren padalah pake kartu kredit riba, blom lagi gadai ini gadai itu, surat tanah surat rumah surat SK surat kawin surat undangan (yg ini gak,, hehe) keren banyak duit padahal hasil gadai di bank riba, yang kasihan lagi pake panci penggorengan tapi hasil kredit riba. Berkali-kali saya tekankan kredit boleh asal jangan riba, kredit halal aja klo bisa diusahakan untuk ditinggalkan apalagi yang kredit riba. Ingat mati gak kenal utang sudah lunas atau belum. Malu dong sama pepatah, harimau mati meninggalkan belangnya, gajah mati meninggalkan gading, masa kita mati meninggalkan utang kreditan motor, mobil, cicilan KPR, bunga bank kartu kredit, sampe cicilan panci penggorengan.
So,, hidup yang wajar-wajar saja, punya uang sedikit cukup buat makan alhamdulillah syukuri saja, punya uang banyak sisihkan sebagian untuk yang berhak. InsyaAllah semua jadi berkah. Karena kebutuhan gaya hidup akan selalu berbanding terbalik dengan kepuasan, kalau bisanya baru beli sepedah gak usah maksa kredit motor, klo bisanya baru beli motor ya gak usah maksa kredit mobil, klo bisanya ngontrak gak usah maksa KPR sampe puluhan tahun, dan begitu seterusnya. Pilih mana mending gak punya duit tapi gak punya utang, atau punya banyak duit tapi banyak utang ? (Klo saya mending banyak duit, gak punya utang,, hehe).
Ayo budayakan hidup bahagia tanpa hutang, insyaallah mati pun menjadi lebih tenang. Kita tenang, anak istri yang kita tinggalkan pun ikut tenang gak ketumpuan hutang. Betul kan,, ?!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "SULITNYA LEPAS DARI JERATAN RIBA"