Berawal dari perjalanan “tugas
negara” ke Kalimantan Timur tepatnya di Balikpapan Selatan Kelurahan Damai yang
sudah berjalan kira-kira 1 bulan lamanya, rasanya ingin sekali bereksplorasi
dan menjelajah dunia ghaib di tanah Kalimantan. Akhirnya di suatu malam saya
terbangun kira-kira jam 3 dini hari karena suhu di tempat mess saya tinggal
sangat panas, sehingga saya mendusin karena kegerahan. Duh penyakit lama kambuh
lagi sepertinya, insomnia. Coba pejamkan mata lagi melanjutkan tidur sudah
susah, akhirnya keluar kamar mess untuk melamun sambil bakar rokok dan
menikmati secangkir kopi Ka*pa* Api. Teringat kalau ingin sekali untuk
menjelajah hal ghaib di wilayah ini, maka saya lanjutkan saja untuk mengambil
air wudhu lalu duduk sila di atas sajadah sambil memaksimalkan kepekaan di
tubuh.
Benar saja, sesekali rasanya
ada hawa dan energi lain yang mencoba menghampiri seperti ingin mengajak
berkomunikasi. Lalu semakin saya maksimalkan kepekaan dan getaran di seluruh
tubuh dan coba memanggil dengan bahasa singkat kepada ahlul ghaib di wilayah
ini dan mempersilakan hadir jika ingin hadir. Akhirnya terdengar suara seperti
pintu di ketuk beberapa kali namun tak terdengar suara salam atau apapun dari
dia, saya coba ucapkan salam terlebih dahulu namun dia hanya diam saja tidak
menjawab, saya tanya apakah anda muslim namun dia pun hanya diam. Lalu saya
persilakan masuk jika ingin masuk, dan kami pun berkenalan. Berbagai pertanyaan
saya ajukan ke dia, namun banyak yang tidak dia jawab seperti siapa nama nya
dari mana asalnya, dia tidak menjawab. Namun jelas sekali karakter dari
suaranya yang sangat lembut seperti wanita paruh baya.
Kemudian dia berjalan keluar
ruangan dan menuju ke sebuah pohon kembang kenanga di depan mess saya tinggal. Dari
awal saya tinggal di mess, saya sudah curiga sepertinya ini bukan pohon kembang
kenanga biasa, pasti ada sesuatunya. Dan benar saja kan. Saya coba hampiri dia
di pohon kembang kenanga itu, dia seakan menunjuk sesuatu kalau di pohon itu
ada benda pusaka. Wah semakin penasaran saya kalau sudah urusan pusaka, saya
langsung merapal beberapa ajian tarik pusaka andalan seperti ALK, APA, dan
beberapa ajian lainnya. Dengan harapan informasi dari nya itu benar. Lalu gebrak
tiga kali. Dikarenakan prosesi malam hari dan saat itu pun tidak ada cahaya
bulan sedikitpun karena cuaca mendung, jadi agak sulit sepertinya menarik
pusaka jika tidak ada bantuan cahaya matahari. Coba beberapa kali pakai bantuan
getaran dan kepekaan di telapak tangan rasanya energi sudah terkuras, maklum sudah
pagi dan di jam istirahat jadi kurang fokus. Tapi anehnya beberapa kali tarikan
kok rasanya adem-adem saja seperti tidak ada perlawanan yang berarti dari
khodam pusaka, wah aneh juga nih. Karena penasaran saya tanyakan langsung saja
ke dia benar atau tidak kalau di situ ada benda pusaka, wah wah dia malah
tertawa dengan nada meledek ke saya. “jangan macem-macem yah,, saya punya
banyak mantra penghancur jin loh, mau saya bakar ?” begitu saya katakan ke dia
sambil mengancam. Tapi dia hanya diam saja tak menjawab apa-apa. Karena gak
sabaran, saya bacakan saja ayat kursi dan do’a inti es beberapa kali dan saya
tembakkan ke arahnya. Setelah itu, dia seperti menghilang dan getaran serta
aura dari nya pun mendadak menghilang. Wah kabur nih kayanya, gak tanggung
jawab. Tapi karena saya punya jiwa penasaran, saya coba cari di sekeliling pohon
kembang kenanga itu, sambil mengorek-ngorek sedikit tanahnya pakai kayu. Sudah hampir
setengah jam saya cari gak ketemu apapun. “Wah sialan nih danyang, nipu nih
kayanya. Tau gini gue bakar aja tadi sekalian”. Tak lama kemudian terdengar
suara tahrim dari masjid pertanda sudah mau adzan subuh.
Perasaan hati campur aduk
antara penasaran, gondok, kesal, dan marah. Beneran apa gak yah, ada pusakanya
apa gak yah, dan sebagainya. Tapi karena sudah adzan subuh, yah sudahlah anggap
aja gak ada. Lalu saya bergegas ke masjid untuk subuh jamaah. Pulang dari
masjid, rasa penasaran masih ada, sesekali saya tengok ke bawah dan sekeliling
pohon kembang kenanga, barangkali ada pusakanya terlihat. Tapi tetap saja gak
menemukan apa-apa. Yaa sudah lah,,
Matahari pun terbit dan pagi mulai
datang, aktifitas rutin mau dimulai. Selepas mandi saya coba lanjutkan sebentar
untuk menghilangkan rasa penasaran, cari-cari di sekeliling pohon barangkali ada
karena sudah siang jadi agak terlihat. Dan benar saja ada batu akik terselip di
sela-sela akar pohon. Ini dia,,, pantesan semalam susah dicarinya, wong cuma batu
akik,, haha
Selesai.
0 Response to "KOMUNIKASI DENGAN DANYANG KALIMANTAN"