Akhir-akhir ini banyak sekali yang berkonsultasi dan
mengeluh mengenai rezeki dan sulitnya terlepas dari jeratan hutang. Perlu kita
ketahui memang saat ini kondisi perekonomian di Indonesia sedang dalam
masa-masa serba sulit, dimulai dari semakin tingginya harga bahan pokok dan
Bahan Bakar Minyak (BBM) namun tidak diimbangi dengan pendapatan perkapitanya.
Seorang karyawan mengeluh karena Upah Minimum Regional (UMR) yang tidak
mencukupi untuk kebutuhan bulanan, seorang pengusaha dan wiraswasta mengeluh
karena ketatnya persaingan bisnis dan dagang serta mahalnya harga bahan dasar sehingga
menurunnya omset, seorang pengacara (pengangguran banyak acara) pun ikut
mengeluh karena kebutuhan dan pengeluaran berjalan terus namun pemasukan tidak
ada. Haha,,
Lalu pertanyaannya, dimana letak permasalahannya ?
perlukah kita menyalahkan presiden, atau para anggota dewan yang duduk disana ?
atau ini salah kantor atau perusahaan tempat kita bekerja ? atau salah usaha
bisnisnya ? atau memang karena nilai mata uang kita yang rendah ? kalau memang karena
mata uang, pindah aja ke Amerika yang kalau kerja disana nanti digaji pakai
dolar. Atau karena mahalnya kebutuhan pangan sehari-hari ? kalau beras mahal ya
gak usah beli beras buat makan, beli jagung aja mau ? dan begitu seterusnya.
Semakin dicari semakin gak ketemu akar permasalahannya.
Tambah lagi masalah hutang yang tak kunjung selesai,
cicilan kendaraan, tagihan kartu kredit, KPR,
belum lagi pinjaman pribadi ke saudara dan teman. Hidup rasanya gak ada
tenangnya, bangun tidur langsung keingetan hutang, harus cari alasan apalagi
kalau penagih datang, mau ngumpet dimana lagi kalau debt colector datang. Mau
ganti nomor HP biar gak diteror lising, tapi sudah banyak klien bisnis yang tahu,
mau pindah rumah tapi mau pindah kemana. Rasanya makan tak nikmat, tidur pun
tak nyenyak. Mencoba untuk mengikuti sedikit nasehat ustadz untuk perbanyak istighfar
dan bangun malam sholat tahajud, tapi tetap saja solusi pun tak kunjung datang.
Perbanyak shodaqoh sudah, puasa senin-kamis sudah, sholat dhuha sudah, berusaha
sholat fardhu tepat waktu juga sudah. Tapi kok rasanya rezeki masih gini-gini
aja, masih serba kekurangan. Atau karena nilai keberkahan dari rezeki/uang yang
didapat sudah hilang, sehingga dapat uang banyak pun terasa tidak cukup bahkan
kurang untuk kebutuhan sehari-hari. Wallahu a’lam.
Yups,, benar. Semua itu adalah ujian hidup di dunia ini,
setiap pribadi manusia pasti punya ujian dan masalah masing-masing dan
berbeda-beda pula. Dikasih kekayaan, kekayaan itu menjadi ujian hidupnya,
dikasih kemiskinan, miskin itu menjadi ujian hidupnya, susah-senang,
sedih-bahagia, sempit-lapang, dan begitu seterusnya. Orang yang terlihat hidup
dalam serba kecukupan, pasti di dalamnya pun ada masalah, punya banyak uang
belum tentu terlepas dari masalah. Masalah ini, masalah itu, semua serba
masalah, karena hidup itu sendiri adalah masalah. Kalau gak mau punya masalah
ya selesaikan saja hidupmu,, haha.
Do’a dan usaha adalah solusi terbaik dalam menyelesaikan
berbagai masalah terlebih masalah rezeki atau uang. Banyak sekali macam-macam
do’a kerezekian yang pernah kita pelajari dan tersebar di dunia maya/internet,
mulai dari do’a-do’a sederhana seperti do’a yang sering dibaca setelah Sholat Jum’at
(Allaahumma Yaa Ghoniyyu Yaa Hamid,,, dst)
sampai do’a yang panjang dan punya nama do’a yang aneh-aneh seperti Ayat
Lima Belas, Nurbuwwat, Ayat Seribu Dinar, belum lagi Hizib dan Ratib khusus
yang sangat panjang, dan masih banyak lagi. Bahkan kalau mau beli kitab
do’a-do’a kerezekian pun banyak yang dijual di toko-toko buku terdekat. Namun
kembali lagi, jika semua do’a dan amalan itu tidak sama sekali dibarengi dengan
ikhtiar nyata yaitu KERJA KERAS – KERJA CERDAS – KERJA IKHLAS, maka do’a – do’a
itu pun hanya akan menjadi ritual rutinitas di waktu-waktu tertentu saja, dan
hanya akan menguap mengambang diawang-awang saja. Sindiran halus dari seorang
‘alim mengatakan, mau makan mie instan aja gak bisa instan tapi tetap butuh
kompor,minyak atau gas, mangkuk, sendok, air, butuh tenaga untuk ngebuka
bungkusan mie instannya, untuk nyalain kompornya, dan lain sebagainya. Apa bisa
mau makan mie instan kita cukup dengan berdo’a supaya mie instan yang mentah
tiba-tiba matang dengan sendirinya dan siap dimakan ? Baca juga mengenai konsep
do’a dan ijabah disini : http://adf.ly/1iLb6P
Ada amalan dan do’a khusus rezeki yang diwariskan oleh
Asy-Syekh K.H. Ali Umar Toyyib Al Palembani. Do’a ini diawali dengan membaca
Asma’ Ahiminan sesuai dengan urutan hitungannya. Untuk artikel Asma Ahiminan
Lil Qodhoil Hajat bisa dibaca disini : http://adf.ly/1iLbcm
Setelah membaca Asma’ Ahiminan lalu dilanjutkan dengan
do’a Dhobbah sebanyak 3 kali, lalu membaca Ismu Syarif sebanyak 75/100/1000
kali, dan ditutup dengan do’a Mighlaq sebanyak 3 kali.
Kemudian dilanjutkan
membaca do’a warisan KH. Ali Umar Toyyib Al Palembani sambil mengutarakan niat
atau hajat yang diinginkan.
![]() |
Asma' Ali Umar Toyyib >> Tulisan latin disini : http://adf.ly/1iLq9Z |
Sebelum melakukan rangkaian do’a dan amalan, maka
terlebih dahulu mengirimkan hadiah Surat Al Fatihah kepada :
1. Nabi Muhammad SAW
2. Syech Abdul Qodir Al Jailani
3. Habib Abdullah bin Abdul Qodir bin Ahmad Bil Faqih
4. Syech K.H. Ali Umar Toyyib Al Palembani
5. Man Ajazani Ilal Muntaha
Sekian semoga bermanfaat.
![]() |
Do'a Dhobbah >> Tulisan latin disini : http://adf.ly/1iLqJr |
![]() |
Isim Syarif >> Tulisan latin disini : http://adf.ly/1iLqPf |
![]() |
Do'a Mighlaq >> Tulisan latin disini : http://adf.ly/1iLqYo |
![]() |
Do'a Ahiminan >> Tulisan latin disini : http://adf.ly/1iLqfd |
Note :
Adab mengamalkan keilmuan hikmah yang pertama adalah ijazah dan talkin dari guru ke murid, jika ingin mengamalkan keilmuan ini silakan hubungi saya terlebih dahulu. Semoga keilmuan bermanfaat dan menjadi hikmah.
0 Response to "REZEKI SERET, KENAPA ?"