\ Ritual Malam Nisfu Sya'ban ? mana dalilnya ? | SUPRANATURAL INDONESIA
Latest News

KILESMONO

Ritual Malam Nisfu Sya'ban ? mana dalilnya ?



Ini sebenarnya sudah menjadi perkara lama, sudah basi. Tapi “disini” anehnya masih menjadi perbincangan hangat bahkan sampai ada yang terpancing kembali untuk saling berdebat adu dalil. Payah,,, Amrik sama Korut udah mau “adu peluru”, kita malah masih sibuk adu dalil dan adu hadist, mau jadi apa negara kita,, haha

Yups, kita akan menemui fenomena besar setiap tahunnya yang mana hampir banyak kalangan baik anak-anak, orang tua, pria dan wanita, akan hadir ke masjid di satu malam utama yaitu Malam Nisfu Sya’ban. Kenapa malam utama ? Jawabannya googling aja sendiri, sudah banyak forum yang membahasnya. Tapi yang menarik disini adalah mereka yang hadir ke masjid di waktu sholat maghrib itu tak sedikit yang datang sambil menenteng Al Qur’an atau buku Yasin, dan tentunya sebotol air minum. Selepas sholat maghrib jamaah akan dipimpin oleh imam membaca Surat Yasin sebanyak 3 x dengan 3 niat yang berbeda di setiap pembacaannya. Dan air minum yang dibawa tadi diletakkan didepan para jamaah dengan harapan menjadi air berkah, ada yang mengatakan air nisfu.

Nah yang menariknya adalah kegiatan dan praktek ritual di malam nisfu sya’ban inilah yang menjadi perdebatan sengit atara “golongan sarung dan golongan gamis”. Sama-sama gak mau ngalah, sama-sama ngotot, dan yang pasti sama-sama punya dalil dan hadist sebagai senjata debat. Yang satu bilang haram, yang satu bilang sunnah, yang satu bilang boleh-boleh saja. Oleh karena itu saya akan coba bahas sedikit pengetahuan yang sudah saya miliki mengenai amaliyah di Malam Nisfu Sya’ban.

Malam Nisfu Sya’ban disini adalah malam ke 15 di Bulan Sya’ban, dan sebelum membahas jauh mengenai amalan di malam Nisfu Sya’ban ada beberapa keutamaan Malam Nisfu Sya’ban itu sendiri. Kelebihan Malam Nisfu Sya’ban itu telah disebutkan di dalam hadist shahih dari Mu’az bin Jabal dari Rasulullah SAW,

“Allah memandang kepada semua makhlukNya di Malam Nisfu Sya’ban, maka diampunkan dosa sekalian makhlukNya kecuali orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.” (Hadist riwayat Ibnu Majah, atThabrani dan Ibnu Hibban).

Di Malam Nisfu Sya’ban juga adalah diantara malam-malam yang dikabulkannya doa. Hal ini disampaikan oleh Imam Syafi’i : “Telah sampai kepada kita bahwa dikatakan : sesungguhnya do’a dikabulkan pada lima malam, yaitu : pada malam Jum’at, malam Hari Raya ‘Idul Adhha, malam Hari Raya ‘Idul Fitri, malam pertama di Bulan Rajab, dan malam Nisfu Sya’ban.”

Malam nisfu sya’ban merupakan malam yang penuh rahmat dan pengampunan dari Allah SWT, dan hal ini berdasarkan hadist shahih yang diriwayatkan oleh Mu’az bin Jabal diatas.

Itu baru keutamaan di Malam Nisfu Sya’ban saja, belum lagi ada keutamaan di Bulan Sya’ban itu sendiri.  

Mengenai amaliyah di Malam Nisfu Sya’ban yang banyak dikerjakan oleh banyak orang orang saat ini memang tidak pernah dilakukan di masa Rasulullah SAW hidup, namun amaliyah tersebut dikerjakan di masa atau zaman tabi’in dari penduduk Syam. Hal ini pernah diterangkan oleh Al Qostholani dalam kitabnya Al Mawahib Al Ladunniyah, bahwasanya para tabi’in dari penduduk Syam seperti Khalid bin Ma’dan dan Maklul, mereka beribadah dengan sungguh-sungguh pada Malam Nisfu Sya’ban. Maka dengan perbuatan mereka inilah banyak orang ramai-ramai menghidupkan malam tersebut dengan memperbanyak ibadah.

Para tabi’in tersebut menghidupkan Malam Nisfu Sya’ban dengan dua cara, yaitu : pertama, sebagian dari mereka datang ke masjid dan berjaga di malam harinya hingga datang pagi hari (qiyamullail) dengan memakai wewangian, bercelak mata, dan berpakaian yang terbaik. Kedua, sebagaian lainnya melakukan dengan menyendiri, mereka melakukan ibadah dari malam hingga pagi hari dan memperbanyak do’a dengan cara bersendirian.

Jadi apapun cara kita saat ini bahkan juga dikerjakan oleh para orang-orang tua kita terdahulu di Malam Nisfu Sya’ban seperti membaca Surat Yasin, berzikir, beristighfar, bersholawat, berdo’a dan lain sebagainya baik itu di masjid secara beramai-ramai maupun di rumah secara sendiri adalah tidak jauh berbeda dengan apa yang dikerjakan oleh para tabi’in itu  tadi.

Namun yang menjadi permasalahan adalah mengenai sholat sunnah khusus Nisfu Sya’ban. Hal ini lah yang akhirnya berlaku khilaf antara ulama-ulama kita, ada yang mensabitkannya seperti Hujjatul Islam Al Imam Al Ghozali, namun ada pula yang memandangnya sebagai perkara bid’ah yang keji. Sekali lagi khilaf ini berlaku pada pengkhususan sholat yakni memandang bahwa adanya sholat khusus di malam Nisfu Sya’ban seperti sholat tarawih atau sholat sunnah khusus lainnya. Nah untuk keluar dari khilaf ini, bagi siapa saja yang hendak sholat sunnah di malam Nisfu Sya’ban itu maka lakukanlah sholat-sholat sunnah lainnya seperti sholat sunnah Ba’diyah Maghrib, atau sholat dhuha, sholat taubat, dan lainnya. Jadi tidak ada niat khusus untuk sholat sunnah Nisfu Sya’ban.

Dan selanjutnya adalah air minum yang dibawa ke masjid di malam Nisfu Sya’ban. Hal ini tidak ada dalil, fatwa, dan apapun yang mewajibkan dan mengharamkan perkara ini. Jadi jangan sampai salah persepsi apalagi sampai salah niat mengenai air minum yang di bawa bahkan terkesan dibaca-bacakan Surat Yasin agar air menjadi berkah dan mengandung khasiat seperti untuk pengobatan dan sebagainya. Niatkan saja membawa air minum ke masjid dengan tujuan untuk diminum ketika haus karena ritual malam Nisfu Sya’ban memakan waktu cukup lama. Terlebih lagi jangan sampai air minum yang dibawa dari rumah sengaja tidak diminum di masjid sampai zikir dan tahlil selesai padahal sangat kehausan, ini sudah menjadi perilaku mendzolimi tubuh sendiri.

Terakhir sebagai penutup, Malam Nisfu Sya’ban memiliki keistimewaan dibandingkan malam-malam lainnya. Alangkah baik dan mulianya jika kita hidupkan dengan kegiatan yang mengandung unsur ibadah. Apapun jenis dan macam ibadahnya, pada dasarnya sah-sah saja. Yang suka dengan zikir dan tahlil silakan kerjakan karena itu baik, yang suka dengan berkholwat atau menyendiri di suatu tempat sambil memperbanyak tafakur silakan kerjakan karena itu baik, yang suka dengan membaca kisah Maulid Nabi, manaqib, ratib, dan lain-lain silakan kerjakan karena itu baik, atau yang suka dengan ibadah dan amaliyah lainnya seperti bershodaqoh mengundang anak-anak yatim ke rumah dan lain sebagainya silakan kerjakan karena itu baik. Semoga kita terhindar dari perbuatan yang keji dan tercela di Malam Nisfu Sya’ban. Na’udzubillahi min dzalik.

Selesai.

0 Response to "Ritual Malam Nisfu Sya'ban ? mana dalilnya ?"