\ PENGOBATAN ALA NABI | SUPRANATURAL INDONESIA
Latest News

KILESMONO

PENGOBATAN ALA NABI


Sudah lama sekali ingin menulis dan share keilmuan ini, dikarenakan ada banyaknya keluhan berbagai penyakit medis maupun non medis yang akhir-akhir ini menjangkit hampir semua kalangan masyarakat baik balita, anak-anak, dewasa, hingga lanjut usia baik pria maupun wanita. Kali ini saya akan mencoba membahas mengenai metode pengobatan syar’iyah atau “Thibbun Nabawi” yang tentunya sudah dicontohkan oleh Baginda Besar Muhammad SAW. Semoga bermanfaat.

Banyak masyarakat protes pengobatan atas nama simbol Islam dan metode yang tidak jelas asal muasalnya. Sehingga, perlu diketahui metode dan cara pengobatan yang sesuai serta disunahkan oleh Rasulullah SAW.

Pengobatan apa saja yang bentuknya dari ilmu tabib Cina, Arab, rukyah, maupun modern diperbolehkan asalkan meyakini kesembuhan berasal dari Allah SWT. Sedangkan obat, teknik pengobatan, orang yang mengobati merupakan perantara saja. “Jika seseorang meyakini kesembuhan bukan selain Allah SWT, dianggap syirik.”

Karena itu tetap berhati-hatilah dalam memilih metode pengobatan. Kita haruslah tidak lantas percaya dengan iming-iming sembuh seketika. Sebab hal itu merupakan kebohongan besar jika ada pengobatan yang langsung menjamin kesembuhan setelah berobat. “Kesembuhan adalah hak mutlak Allah SWT.”

Begitu juga dengan pengobatan alternatif dengan memindahkan penyakit. Dalam pengobatan Rasul bahkan sejak Nabi Adam tidak pernah ditemui pengobatan memindahkan penyakit ke hewan, tumbuhan, maupun benda-benda seperti telur, batu dan lain sebagainya. “Pengobatan tersebut merupakan kebohongan besar.”

Selain itu, orang yang mengobati juga harus berjiwa sosial. Niatnya harus tulus mengobati bukan mencari keuntungan. Apalagi, sampai menagih biaya hingga jutaan rupiah. Rasulullah SAW sendiri mengajarkan banyak ilmu kesehatan dan pengobatan. Kita mengetahui bahwa umumnya penyakit bersumber dari perut sehingga kita harus menjaga kondisi lambung. Lambung harus diisi seimbang antara makanan, air, dan udara. Satu saja tidak seimbang, pasti akan menimbulkan masalah hingga terserang penyakit. Sesuai kaidah Rasulullah, makanan jatahnya hanya sepertiga dari ruang lambung. “Makan jangan asal makan, perut buncit langsung kenyang, makan pakai aturan yang Nabi ajarkan” begitu kalau kata Nussa dan Rara.

Selain itu, Rasul juga mengajarkan konsumsi madu untuk mengobati berbagai penyakit. Hewan lebah merupakan salah satu hewan yang sangat diistimewakan oleh Allah SWT, sampai-sampai di dalam Al Qur’an terdapat satu surat khusus yang dinamai  Surat An Nahl yang artinya Lebah.

“Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibangun manusia”. Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.” (An Nahl, ayat 68-69).

Hasil riset ilmu kedokteran diketahui bahwa lebah mampu memproduksi setidaknya 4 (empat) jenis cairan lebah yang dapat dipergunakan sebagai obat, yaitu Madu, Bee Pollen, Propolis, dan Royal Jelly yang kesemua cairan alami itu dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti diabetes, pembengkakan jantung, maag, asam urat, kolesterol, masalah paru-paru, amandel, infeksi saluran kemih, bahkan hingga mampu mengangkat kista sehingga menjadi jalan ikhtiyar untuk mendapatkan keturunan (susah hamil).

Saat ini sudah banyak produk kesehatan herbal yang dasar pembuatannya berasal dari (empat) cairan alami yang dihasilkan oleh lebah. Setiap produsen kesehatan, sah-sah saja jika mengklaim produknya sangat manjur bahkan ada pula yang berani mengklaim 21 hari pemakaian rutin akan membuahkan hasil maksimal. Namun kembali lagi bahwa semua kesembuhan adalah bersumber dari Allah SWT.

Selain itu, obat yang digunakan rasul adalah habatussaudah. Habatussaudah merupakan lada hitam yang rasanya pahit untuk mengobati segala jenis penyakit yang saat ini telah kembali populer. Terkait bumbu makanan, Rasulullah menyunahkan menyediakan garam mentah pendamping makanan. Karena, garam yang dicampurkan dalam makanan yang dimasak kandungan yodiumnya akan hilang. Wallahu a’lam.

Menurut riwayat para sahabat, Rasulullah pun melarang umat untuk menahan buang air kecil karena dapat menganggu kinerja ginjal. Untuk itu, aturan terminal buang air kecil sebenarnya telah dibuat.

Misal pada saat kita berwudhu, biasanya kita akan masuk ke kamar mandi. Nah waktu-waktu berwudhu merupakan waktu yang telah diatur sebagai terminal buang air kecil.

Terlebih ada metode pengobatan yang disunahkan saat telah terkena penyakit. Berbekam merupakan teknik pengobatan dengan menyedot darah beku untuk melancarkan aliran darah. 

Teknik bekam ini sebenarnya telah ada sejak zaman Nabi Ayub. Dahulu pengobatan dengan menyedot darah beku, yakni dengan sengatan lebah dan hisapan lintah. Berkembangnya zaman, maka dibuat alat bekam yang lebih praktis dan modern, namun insyaallah tidak mengurangi manfaat dan kaidah syar’iyah sesuai yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW.

Ini adalah contoh produk herbal propolis yang saya konsumsi sampai saat ini


0 Response to "PENGOBATAN ALA NABI "